Sunday, March 20, 2016

Mahasiswa sering mengalami gangguan tidur, benarkah?

Iboqqnews – Banyak mahasiswa mengeluhkan diri mengalami gangguan tidur. Hal ini terbukti melalui sebuah studi yang dilakukan oleh Cosmos Institute of Mental Health and Behavioural Sciences (CIMBS), Delhi, India. Seperti yang dilansir melalui thehealthsite, sekitar 34 persen wanita dan 15,7 persen mahasiswa mengalami gangguan tidur.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengalami gangguan tidur juga memiliki risiko tinggi mengalami depresi, kecemasan, lebih emosional dan bahkan beberapa gangguan perilaku seperti mengonsumsi alkohol dan penyalahgunaan narkoba.


Kebiasaan seseorang tidur larut malam dan bangun siang sebenarnya memicu Phase Delayed Sleep Disorder. Kepala CIMBS, Sunil Mital mengatakan bahwa sebagian gangguan tidur dapat dicegah atau diobati. Mital menyarankan untuk melakukan konsultasi dengan dokter spesialis yang menangani masalah tidur atau psikiater, buka dengan mengobati diri sendiri.


Berdasarkan ilmu kedokteran, insomnia (ketidakmampuan untuk tidur atau sulit untuk tidur) menyebabkan peningkatan risiko hipertensi, diabetes, sakit kepala, kekurangan imun, kecemasan, depresi, masalah memori, kecelakaan lalu lintas dan bahkan menurunkan performa kerja.


Para peneliti mengatakan bahwa sangat penting untuk melakukan deteksi dini terkait dengan kecemasan sejak masa kanak-kanak. Ini termasuk juga depresi dan masalah emosional lainnya. Dengan begitu, pencegahan terkait dengan gangguan tidur seperti Phase Delayed Sleep Disorder.




Mahasiswa sering mengalami gangguan tidur, benarkah?

0 comments:

Post a Comment