Thursday, May 12, 2016

Apa itu turbulensi dan seberapa bahaya?

Apa itu turbulensi dan seberapa bahaya?


IBOQQNEWS.com – Dalam sepekan terakhir, dua pesawat dari maskapai penerbangan berbeda mengalami turbulensi di angkasa Indonesia. Pertama, Etihad Airways dengan nomor penerbangan EY-474 rute Abu Dhabi-Jakarta pada Rabu (4/5/2016) dan kedua, Hongkong Airlines dengan nomor penerbangan CRX-6704/ HX-6704 pada Sabtu (7/5/).


Pesawat kedua itu sedianya akan menuju Hong Kong usai bertolak dari Bali. Namun, usai mengalami turbulensi, kapten pilot Tinios Peter memutuskan kembali ke Bandara Ngurah Rai (Return to Base).


Sama dengan Etihad Airways, turbulensi yang dialami Hong Kong Airlines HX-6704 juga termasuk dalam ketegori parah dan dari jenis Clear Air Turbulence (CAT).


Dilansir Okezone, Sabtu (7/5), 17 orang dalam penerbangan Hong Kong Airlines HX-6704 dilaporkan mengalami cidera. Sementara, Etihad Airways EY-474 mencatat 31 penumpang dan awak pesawat terluka. Bahkan sebagian besar di antara mereka mengalami patah tulang akibat terlempar.


Belum diketahui persis apa penyebab turbulensi pada dua pesawat ini. Namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam siaran pers di laman resminya, Senin (9/5), menduga turbulensi disebabkan faktor cuaca dan peralihan musim.


Lalu apakah turbulensi? Dia adalah gerakan udara yang tidak beraturan atau berputar tidak beraturan akibat perbedaan tekanan atau temperatur.


Namun jenis turbulensi beraneka ragam. Laman BoldMethod melansir sejumlah jenis turbulensi yang bisa menyebabkan guncangan di pesawat.


  • Mechanical Turbulence yang disebabkan gesekan angin dengan bangunan, gunung, atau benda lain yang menjulang ke angkasa.

  • Wake Turbulence disebabkan gerakan manuver pesawat. Semakin besar, efek wake turbulence akan makin besar dan bisa berimbas pada pesawat kecil yang ada di belakangnya.

  • Convection Turbulence diakibatkan udara panas yang mengalir ke atas sebagai akibat perbedaan temperatur.

  • Inversion Turbulence adalah perubahan arah angin (berbalik) karena perubahan temperatur.

  • Frontal Turbulence ialah perubahan arah angin horizontal karena karena perbedaan tekanan udara.

  • Mountain Wave Turbulence. Sesuai namanya, turbulensi ini terjadi di atas pegunungan.

  • Thunderstorm Turbulence yang disebabkan oleh badai.

  • Clear Air Turbulence (CAT) yang disebabkan fenomena alam atau juga dikenal dengan jet stream. CAT pada umumnya terjadi di ketinggian sekitar 40.000 kaki. Jet stream yang terbentuk kerap dimanfaatkan pesawat untuk efisiensi bahan bakar.

Menurut informasi, turbulensi yang dialami pesawat Hong Kong Airlines adalah sejenis CAT. Ketika turbulensi terjadi, pesawat sedang terbang di ketinggian jelajah 36 ribu kaki di atas permukaan laut. Pasca turbulensi, pesawat berada di ketinggian 30.000 kaki atau terempas 6.000 kaki.


Sedangkan Etihad Airways EY-474 ketika itu diguncang oleh turbulensi di wilayah udara sekitar pulau Sumatera bagian selatan, di ketinggian 37.000 kaki.


“…turbulensi tingkat severe/parah ini kombinasi dari gelombang dekat Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera bagian selatan dan Awan CB (Cumulonimbus) di sekitar jalur penerbangan EY-474,” tulis BMKG dalam situsnya.


Pantauan satelit cuaca menunjukkan, penumpukkan uap air akibat gelombang dari gunung yang terdorong secara vertikal. Selain itu, awan CB pada daerah sekitar jalur penerbangan memicu interaksi yang menyebabkan gelombang tersebut pecah pada lapisan atas atmosfer.


Turbulensi yang dialami Etihad Airways EY-474 termasuk dalam tingkat 3, yakni severe (parah) berdasarkan skala empat tingkat intensitas turbulensi. Berikut empat tingkatan intensitas turbulensi pesawat dimaksud.


Tingkat 1


Pada tingkat ini turbulensi pesawat hanya bersifat sementara. Pengaruhnya pun kecil; hanya pergeseran kecil terhadap ketinggian maupun posisi pesawat di udara.


Penumpang hanya sedikit merasakan ketegangan dari perubahan yang diakibatkan oleh turbulensi di luar. Letak objek, misal gelas, pun hanya sedikit mengalami pergeseran tempat.


Pada tingkat turbulensi ini, awak yang tengah berjalan mengantarkan makanan di pelataran pesawat (ruang berjalan di antara kursi penumpang) tidak akan mengalami kesulitan.


Tingkat 2


Akan ada perubahan sebesar 0.5-1g pada pusat gravitasi badan pesawat. Hal ini bisa dilihat instrumen pembaca accelerometer di kokpit. Namun kondisi pesawat masih dapat dikontrol meski mungkin sebagian benda atau penumpang dapat berpindah dari posisinya.


Penumpang dan awak akan merasa lebih tegang karena objek dalam pesawat bisa keluar atau tercabut dari posisinya. Bahkan para awak akan merasa kesulitan ketika berjalan di pelataran.


Tingkat 3


Pada tahap ini, terjadi perubahan lebih besar; 1g pada pusat gravitasi di badan pesawat. Para penumpang akan merasakan guncangan keras hingga terlepas dari ikatan sabuk pengamannya. Keadaan ini tidak memungkinkan para penumpang maupun awak berjalan di kabin pesawat.


Tingkat 4


Ini adalah tingkat turbulensi paling parah. Berbagai benda, penumpang, atau awak bisa terlempar begitu saja tanpa bisa dikendalikan dan sangat membahayakan penerbangan.




Apa itu turbulensi dan seberapa bahaya?

0 comments:

Post a Comment